[ROMAJI]
Itsuka ano hito ni kou iwa reta kke na
`Tsumugu omoide tte eien janai no?' tte
Atashi wa komacchatte sukoshidake namida shite
Nukumoru sono migite o tsuyoku nigiri kaeshita
Hidoku hieta sangatsu no sora kaze wa wakare no kisetsu wo
hakobu
Fureta yubisaki hanarete tomatta jikan
Are kara sannen tsuki hi tatte atashi mada koko ni iru
`Kantan' nante omoenai no ikutsu ka no koi mo shite mitakedo
Naosara datte wakatte tatte omoi wa mada kienu
Daitai shitte irundakedo anata wa mada kono mune ni iru no
Ano kotae ga imasara yurete kieru
Ano hi iitakute mo ienakatta kotoba o
Tsumetai kaze ni nosete toba setanara iinoni
Tsuyoku fumidashita tsumoride mo nazeka namida ga mata jama
wo suru
Zureta ikisaki mayotte majitta shisen
`Gomen ne…' nante hoshikunakutte atashi wa me wo tojiru
`Keiken' nante shitakunai no kanawanai yume wo mada miru no
mo
`Itsuka wa…' nante omotteta tte omoi wa mada ienu
`Aitai' nante ienaikedo anata ga mabuta no naka ni iru no
Sono kotae ga ima demo mune wo shimeru
`Kirai' ni nante narenai no yo hontou no `ai' wo sagashita
keredo
`Korekara datte shinji teru' tte atashi mata usotsuki
`Unmei' nante omoenai yo `omoide' ni datte deki tenai no
Soredemo miageta no wa ano hi no sora
[INDONESIA]
Dia bertanya padaku
“akankah kenangan itu kekal?”
Hal itu mengangguku, aku menangis sedikit
Aku ingin kehangatan dari tangan itu
Udara menjadi dingin, angin yang menandakan perubahan musim
Waktu terasa berhenti ketika genggaman itu menghilang
Sudah 3 tahun sejak saat itu, dan aku masih disini
Aku tak bisa bilang “ini mudah”, meski aku mencoba untuk
mencintai
Aku tau ini tidak cukup, tapi kenangan itu tidak bisa hilang
Aku tau kau masih ada dihatiku
Jawaban itu terdengar lambat
Kata-kata yang tak bisa kukatakan meski aku ingin mengatakannya
Aku harap kata-kata itu bisa melayang di angin yang dingin
ini
Aku ingin maju dengan kuat, tapi dengan beberapa alasan, air
mata berjatuhan
Kehadiran kita tergusur, tatapan itu menghilang
Aku menutup mataku karna aku tak mau mendengar “aku minta
maaf”
Aku tak ingin memiliki “pengalaman”, aku tak ingin melihat
mimpi yang tak menjadi nyata
Ada saat aku berpikir “suatu hari”, luka dihatiku takkan
sembuh
Aku tak bisa berkata “aku merindukanmu”, bahwa kau masih
berada dalam pandanganku
Jawaban itu masih membeku dihatiku
Aku tak bisa “membencimu”, meski aku mencari “pertemuan”
sesungguhnya
Aku berbohong ketika aku bilang “aku masih mempercayainya”
Aku tak tau apa itu “tujuan”,
aku tak bisa menggangapnya hanya “kenangan”
Karna itu aku menatap langit hari itu